Hikmah Peritiwa Isra' Mi'raj Bagi Seluruh Umat di Dunia
Apa Isro’ dan Mikroj Itu?
سُبۡحَٰنَ ٱلَّذِيٓ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلٗا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِي بَٰرَكۡنَا حَوۡلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنۡ ءَايَٰتِنَآۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُٱلۡبَصِيرُ
الْبُرَاقُ دَابَّة أَبْيَض دُونَ الْبَغْلِ وَفَوْقَ الْحِمَارِ
Artinya: buraq yaitu dabbat yang putih lebih pendek dari bighal (keledai) dan lebih tinggi dari pada himar. Pengertian ini didasarkan atas sabda rasul yang terdapat dalam kitab shahih bukhari
الْبُرَاقُ دَابَّة أَبْيَض فَوْقَ الْحِمَارِ وَدُونَ الْبَغْلِ يَقَعُ خَطْوُهُ عِنْدَ أَقْصَى طَرْفِهِ
Artinya: Dabbat yang putih kulitnya, tingginya melebihi himar tapi lebih pendek dari bighal (keledai) yang langkahnya sejauh ujungnya. (HR Muslim)
Pertama, proses Tazkiyatun Nafs
Diriwayatkan sebelum nabi Muhammad SAW diperintahkan untuk melakukanIsra Mi’raj, Muhammad pertama-tama dibelah dadanya kemudian dibersihkan dengan air zamzan. Dalam konteks kepemimpinan, calon pemimpin harus bersih hatinya, baik akhlaqnya, suci niatnya.
Kedua, berkeadilan
Ketika dalam perjalanan Muhammad ditawari dua gelas minuman yang berisi susu dan khamar, beliau memilih susu. Artinya, pemimpin harus tegas membedakan mana yang haq dan yang bathil, tidak pandang bulu dalam menegakan hukum. Dengan demikian, perang suci melawan korupsi adalah satu-satunya perang paling sahih untuk dikumandangkan oleh bangsa ini.
Ketiga, VISIONER-PRO RAKYAT.
Proses negosiasi yang dilakukan nabi Muhammad dalam menerima kewajiban shalat dari 50 menjadi 5 raka’at juga menjadi cerminan bahwa esensi seorang pemimpin adalah berusaha meringankan beban yang dihadapi umatnya. Artinya pemimpin harus mempunyai pandangan jauh kedepan dalam membuat program yang pro rakyat. Hal ini penting sebagaimana yang ditegaskan Al-Qur’an, dapat meringankan beban psikis, dan menumbuhkan optimisme menjalani hidup, bahwa di setiap kesulitan ada jalan keluar (QS. Al-Insyirah: 1-6).
Keempat, low profile.
Shalat sebagai bingkisan yang dibawa Muhammad dari langit adalah suatu teori kepemimpinan ideal. Shalat mendidik untuk menyucikan diri dari sifat-sifat buruk (QS al-Ankabut: 45), shalat mendidik kesatuan dan persatuan umat, shalat mendidik ketaatan kepada pemimpin, mendidik keberanian mengingatkan pimpinan.Shalat mendidik persamaan hak dan egaliter.
Pada shalat berjamaah, dalam mengisi shaf tidak didasarkan pada status sosial jamaah, tidak pula memandang kekayaan atau pangkat, artinya pemimpin haruslah sosok yang merakyat, sederhana, menerima krtikan dari rakyat (makmum), bijak mengambil keputusan, tidak berat sebelah yang berdampak kepada runtuhnya sendi-sendi persatuan-kesatuan umat (bangsa).
Kelima, misi pembebasan
Saya teringat akan pernyataan tokoh sufi yang terkenal yaitu Al-Hallaj “Andaikan ia mengalami Isra dan Mi’raj pun, ia takkan mau kembali lagi ke bumi”. Pernyataan Al-Hallaj secara sepintas menggugah nurani kita bahwa sebagai pengalaman keagamaan, apa yang dialami Muhammad SAW, itu benar-benar sesuatu yang remarkabledan admirable yang menunjuk pada dua perjalanan sekaligus, naik ke langit dan kembali ke bumi. Artinya, apa yang dilakukan Muhammad tidak hanya berkutat pada urusan ibadah personal kepada Tuhan. Tetapi sebagai pemimpin, Muhammad melakukan transformasi sosial yang kaya akan visi-misi pembebasan bagi rakyatnya. Dalam bahasa Kuntowijoyo disebut humanisasi (amar ma’ruf) dan liberasi (nahi mungkar).
Keenam, Membangun visi peradaban
Pasca Isra Mi’raj Muhammad melakukan hijrah ke Yastrib (Madinah), disana beliau membangun sebuah peradaban. Kepemimpinan Muhammad di Madinah dinilai sebagai kesuksesan memadukan antara nilai-nilai keislaman dengan nilai-nilai demokrasi, yang dalam bahasa Robert N. Bellah disebut sebagai masyarakat madani (civil society). Beliau juga berhasil membangun negara yang adil, makmur, sejahtera, aman, toleran, egaliter, religius dan damai. Wajarlah bila Michael H. Hart, menempatkan nabi Muhammad SAW diperingkat pertama orang yang berpengaruh di dunia.
Kesimpulan 1
Filosofi kepemimpinan MuhammadSAW haruslah diinternalisasikan dalam jiwa-jiwa pemimpin kita saat ini. Momentum Isra’ Mi’raj dapat menggugah segenap elemen bangsa dalam menegakkan nilai-nilai keadilan, kemanusiaan, kesejahteraan, dan keimanan, yang pada akhirnya akan lahir sosok pemimpin (leader) yang memiliki integritas kebangsaan dan religiusitas yang luhur. Semoga!
Kesimpulan 2
Isra’ dan mi’raj adalah pintu utama diwajibkannya shalat fardlu. Tidak hanya itu adanya peristiwa tersebut juga dapat mencerminkan adanya pengakuan Kebesaran Tuhan, Tugas Manusia Sebagai Khalifah Allah, penguasaan Sumber Daya Alam, kesucian Diri Dan Kekuatan Iman, dan Ilmu, Penguasaan Teknologi, memimpin dalam segala bidang, Konsultasi Dengan Yang Berpengalaman, dan Menjadikan Shalat Sebagai Inti Kehidupan.
Comments
Post a Comment
Silahkan berikan komentar anda, dengan syarat
1. Jangan SPAM
2. Jangan Berjualan
3. Gunakan Bahasa yang sopan
Terimakasih Telah Berkunjung >_<